Sabtu, 17 Januari 2015

TUGAS ILMU SOSIAL DASAR – 4

ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN

1.        ILMU PENGETAHUAN
Ilmu Pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Ilmu pengetahuan memberikan setiap manusia ilmu-ilmu dasar untuk melakukan sesuatu. Ilmu pengetahuan bisa dicari dimana saja, tidak hanya dari buku pelajaran saja. Tetapi ilmu pengetahuan juga bisa diambil dari berbagai sumber seperti koran, majalah, televisi, radio, komik sains, ataupun pengalaman seseorang bahkan dari kitab suci.

Untuk mencapai suatu pengetahuan yang objektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah. Mendukung dalam mencapai tujuan ilmu itu sendiri, sehingga benar-benar objektif. Sikap objektif itu meliputi empat hal :
a.       Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pegetahuan yang objektif.
b.      Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
c.       Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
d.      Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian.

2.       TEKNOLOGI
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Menurut Jacques Ellul istilah teknik tidak hanya untuk mesin. Tekologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas masnusia.
Batasan ini bukan bentuk teoritis, melainkan perolehan dari aktivitas masing-masing dan observasi fakta dari apa yang disebut manusia modern dengan perlegkapan tekniknya. Jadi teknik menurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan sebelumnya.
       ciri-ciri fenomena teknik pada masyarakat, sebagai berikut :
a.     Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
b.    Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
c.    Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis.
d.   Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
e.    Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
f.     Unversalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi.
g.    Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.

Ilmu Pengetahuan Tek nologi Dan Nilai
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan pembangunan, yang pada hakikatnya adalah peneraan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penerapan ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi menusiawinya. Masalah nilai kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyangkut perdebatan sengit dalam menduduk perkarakan nilai dalam kaitannya dengan ilmu dan teknologi.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga omponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusun yaitu:
Ø  Ontologis         : Diartikan hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan
Ø  Epistemologis  : Seperti diuraikan di diuraikan diatas hanyalah merupakan
                         cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan
                         disusun menjadi tubuh pengetahuan.
Ø  Aksiologis        : Asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi
                          dari ilmu pengetahuan.

Ketiga komponen ontologis, epistemologis, dan aksiologis tersebut erat kaitannya dengan nilai atau nilai moral.

3.       KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Pemahaman utama kemiskinan, yaitu:
·         Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·         Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang lainnya.
·         Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi tempatnya bekerja melarang.
Ciri-ciri Kemiskinan, yaitu :
1.      Mereka yang tidak mempunyai faktor produksi sendiri (seperti tanah, modal dan keterampilan)
2.      Tidak memiliki kemungkinan untuk memiliki asset produksi dengan kekuatan sendiri.
3.      Rata-rata pendidikan mereka rendah.
4.      Sebagian besar tinggal di pedesaan.

Fungsi Kemiskinan, yaitu :
1.      Memberi banyak ketersediaan tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan kotor, berbahaya, dan pembayaran yang murah.
2.      Mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan orang-orang kalangan atas.
3.      Memperteguh status sosial orang-orang kaya.

SUMBER :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab8ilmu_pengetahuan_teknologi_dan_kemiskinan.pdf
Netltjie, Harwantiyoko.(1996).MKDU Ilmu Sosial Dasar. Depok : Gunadarma
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/23/kemiskinan-503645.html


TUGAS ILMU SOSIAL DASAR – 3

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

1.   PELAPISAN SOSIAL
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Masyarakat terbentuk dari individu – individu. Individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan adanya kelopok sosial inimaka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat yang berstrata. Istilah Stratifikasi berasal dari kata STRATA atau STRATUM yang berarti LAPISAN.
Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang didasarkan ikatan-ikatan yang sudah teratur, masyarakat tidak bisa dibayangkan tanpa individu, sebaliknya individu tidak bisa dibayangkan tanpa adanya masyarakat.
Betapa individu dan masyarakat adalah komplementer, dapat kita lihat dari kenyataan, bahwa :
a.       Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya;
b.      Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan ( berdasarkan pengaruhnya) perubahan besar masyakaratnya.
Menurut Pitirim A, Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirakis). Pitirim A, Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Strafication” mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dal umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
 Kriteria penggolongan Pelapisan Sosial :

·         Ukuran kekayaan

·         Ukuran kekuasaan dan wewenang

·         Ukuran kehormatan

·         Ukuran ilmu pengetahuan


 Fungsi Stratifikasi Sosial :

·         Alat untuk mencapai tujuan.
·         Mengatur dan mengawasi interaksi antar anggota dalam sebuah sistem stratifikasi.
·         Stratifikasi sosial mempunyai fungsi pemersatu.
·         Mengkategorikan manusia dalam stratum yang berbeda.
Ø Terjadinya Pelapisan Sosial :
·         Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adaun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu.
·         Terjadinya dengan sengaja
Sistem pelapisan yang disusun dengan sengaja ditujukan untuk menejar tujan bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasan yang diberikan kepada seseorang.

2.   KESAMAAN DERAJAT

Sifat perhubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya adalah timbal balik, artinya orang itu sebagai masyarakatnya, mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintahan dan negara. Didalam susunan negara modern hak-hak dan kebebasan asai manusia itu dilindungi oleh undang-undang dan menjadi hukum positif. Undang-undang tersebut berlaku sama pada setiap orang tanpa kecualinya dalam arti semua mempunyai kesamaan derajat yang dijamin oleh undang-undang, atau yang lebih dikenal dengan Hak Asasi Manusia.

 Persamaan Hak
Mengenai persamaan hak ini selanjutnya dicantmkan dalam pernyataan sedunia tentang Hak-hak (Asasi) Manusia atau Unviersitas Declaration of Human Right (1948) dalam pasal-pasalnya, seperti :
Pasa l                         :  “Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan
 hak yang sama.

Pasal 2 ayat 1            : ”Setiap orang berhak atas semua hak-hak dan kebebasan-kebebebasan
 yang tercantum dalam pernyataan ini tanpa terkecuali, seperti
 misalnya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
 pendapat lain, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan.

Pasal 7                       : “Sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak
Atas perlindungan hukum yang sama dengan tak ada perbedaan.

 Elite

Berbicara masalah elite adalah berbicara masalah pemimpin. Elite menunjukan sekelompok orang yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti yang lebih khusu dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu.
Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite, dalam masyarakat industri watak elitenya berbeda dengan elite dalam masyarakat primitif.

  Fungsi Elite

Dalam kelompok hetergogen maupun homogen selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu olongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting.

Elite internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang berhubungan dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa, sedangkan elite eksternal adalah melipiti pencapaian tujuan dan adaptasi.

Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakan dengan beberapa bentuk penampilan, sebagai berikut :
a.       Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat.
b.      Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan fisik ataupun psikhis.
c.       Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar dibanding masyarakat lain.

Membedakan elite pemegang strategi secara garis besar, sebagai berikut :
a.     Elite politik (elite yang berkuasa dalam mencapai tuan.)
b.    Elite ekonomi, militer, diplomatik (mereka yang berkuasa atau mempunyai pengaruh
dalam bidang tersendiri.)
c.     Elite agama, filusuf, pendidik dan pemuka masyarakat.
d.    Elite yang dapat memberikan kebutuhan psikologis, seperti : artis, penulis,
Olahragawan, dll.

  Persamaan Derajat Di Indonesia

Pertama tentang kesamaan kedudukan dan kewajiban  warga negara di dalam hukum dan di muka pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 menetapkan : “Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecuali.”
Kemudian ditetapkan dalam pasal 27 ayat 2, ialah hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Kemudian yang ditetapkan dalam pasl 28, bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan yang ditetapkan oleh undang-undang.
Pokok ketiga, dalam pasal 29 ayat 2 “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya.
Pokok keempat,pasal 31 , (1) “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran” dan (2)”Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, menurut undang-undang”.


SUMBER :
Ahmad,Abu.2009.ILMU SOSIAL DASAR.Jakarta:RINEKA CIPTA
http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial
http://www.anneahira.com/stratifikasi-sosial.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial#Dasar-dasar_pembentukan_pelapisan_sosial



Jumat, 28 November 2014

TUGAS ILMU SOSIAL DASAR 1


Nama      : Fazri Rahmadhan
Semester : 1

PERMASALAHAN DI MASYARAKAT

Permasalahan Sosial adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan atau sebagai kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya, Masalah sosial dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai sesuatu kondisi yang sangat tidak diharapkan. Secara umum, faktor penyebab itu meliputi faktor struktural, yaitu pola-pola hubungan antar-individu dalam kehidupan komunitas dan faktor kultural, yaitu nilai-nilai yang tumbuh dan/atau berkembang dalam kehidupan komunitas.Permasalahan yang muncul saat ini sudah cukup banyak.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah, organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya. sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat

KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidak mampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll.
Penyebab Kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:

·         Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.
·         Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
·         Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.
·         Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.

PENDIDIKAN
Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di dunia berdasarkan tabel liga global. Kemiskinan juga berdampak besar terhadap pendidikan Negara Indonesia, dimana banyak anak-anak disamping harus bersekolah mereka juga harus membantu orang tua mencari uang untuk kehidupan sehari-hari. Namun tidak sedikitpun anak-anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan. Walaupun pemerintah telah membuat kebijakan dana BOS, tetapi dana ini tidak jelas mengalir kemana sehingga masih banyak anak-anak yang tidak dapat bersekolah.

KEJAHATAN
Di Indonesia sudah sangat sering terjadi kejahatan, terutama di kota-kota besar yang padat penduduk. Perampokan, pembunuhan, pencurian yang sering terjadi di banyak ibu kota. Berbagai cara dilakukan oleh para kriminal. Kebanyakan motif dari kriminalitas ini tidak lain adalah karena tuntutan ekonomi yang pas-pasan dan kebutuhan individu yang harus mencukupi. Kejahatan itu terjadi tidak lepas dari kemiskinan sehingga mau tidak mau sebagian orang melakukan cara yang tidak halal untuk mencari rejeki.

PENGANGGURAN
Jumlah Masyarakat yang banyak dan terbatasnya lapangan pekerjaan mengakibatkan banyak pengangguran dimana-mana. Di Indonesia sendiri sudah banyak sekali pengangguran,ditambah banyak orang yang merantau ke ibu kota untuk mengadu nasib tanpa mempunyai skill individu, bukan hanya orang yang tidak memiliki skill individu, sarjana pun sekarang sulit untuk mendapatkan pekerjaan karena terbatasnya lapangan pekerjaan untuk mereka. Di Indonesia banyak yang mendapatkan pekerjaan hanya karena saling kenal, bukan mendapatkan pekerjaan berdasarkan kemampuan atau biasa disebut Nepotisme.

SUMBER:
http://id.wikipedia.org/wiki/Nepotisme

TUGAS ILMU SOSIAL DASAR 2

Nama      : Fazri Rahmadhan
Semester : 1

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

INDIVIDU
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat.Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
Individu sendiri berasal dari kata yunani, yaitu “Invidium” yang artinya tidak berbagi. Individu berarti Manusia yang hidup dan berdiri sendiri, individu dilengkapi kelengkapan hidup yaitu raga ,rasa , rasio, dan rukn.
   Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :
·         Pendirian Nativistik : Pertumbuhan yang dibawa sejak lahir
·         Pendirian Empiristik & Environmentalistik : Pertumbuhan dipengaruhi lingkungan
·         Pendirian Konvergensi & Interaksionisme : Pertumbuhan yang dibawa sejak lahir dan dipengaruhi lingkungan.

1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.

2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik juga.

3. Faktor Kebudayaan
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.

KELUARGA
Keluarga adalah suatu kelompok kecil manusia yang mendiami suatu tempat tinggal yang biasanya berisikan ayah, ibu, dan anak-anak atau pihak lain yang masih berhubungan.
Jenis – jenis keluarga :
-          Keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari Suami, Istri, dan anak.
-          Keluarga Konjugal, yaitu keluarga yang terdiri dari pasangan dewasa dan anak yang terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua.
-          Keluarga Luas, yaitu atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya, keluarga luas berhubungan antara paman, bibi, keluarga kakek,dan keluarga nenek . Atau yang biasa disebut ikatan saudara.

Fungsi dari keluarga :
Fungsi keluarga adalah menstabilkan situasi keluarga dalam arti stabilisasi situasi ekonomi keluarga mendidik Pemelihara fisik dan psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religius.
·         Fungsi Edukatif Sebagai suatu unsur dari tingkat pusat pendidikan, merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Dalam kedudukn ini, adalah suatu kewajaran apabila kehidupan keluarga sehari-hari, pada saar-saat tertentu terjadi situasi pendidikan yang dihayati oleh anak dan diarahkan pada perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
·         Fungsi protektif
Fungsi ini menekankan kepada rasa aman dan terlindungi apabila anak merasa aman dan terlindungi barulah anak dapat bebas melakukan penjajagan terhadap lingkungan.
·         Fungsi Religius
Keluarga mempunyai kewajiban memperkenalkan dan mengajak anak serta keluarga pada kehidupan beragama. Sehingga keluarga dapat mendidik anak serta anggotanya menjadi manusia yang beragama sesuai dengan keyakinan keluarga tersebut.
·         Fungsi Ekonomis
Fungsi keluarga ini meliputi pencarian nafkah, perencanaan dan pembelanjaannya bahan pokok. Pelaksanaanya dilakukan oleh dan untuk semua anggota keluarga, sehingga akan menambah saling mengerti, solidaritas dan tanggung jawab bersama.
·         Fungsi Rekreatif
Suasana keluarga yang sangat dibutuhkan yaitu, tentram dan damai guna mengembalikan tenaga yang telah dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari


  •        Fungsi pendidikan
Suatu keluarga atau ayah dan ibu harus mampu dan mendidik anaknya untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
      ·         Fungsi Sosialisai anak
Keluarga harus mampu mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Sehingga anak tersebut menjadi berguna untuk semua orang.


MASYARAKAT

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang sudah memiliki tatanan kehidupan, norma-norama, adat istiadat yang bersama-sama ditaati dalam kehidupannya. Masyarakat dalam arti luas adalah keseluruhan hubungan hidup bersama dan tisak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan lainnya. Dalam arti sempit masyarakat adalah kelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek ternteu, seperti bangsa, golongan dan teritorial.
Unsur – unsur Masyarakat
Menurut  Soerjono Soekanto masyarakat memiliki unsur sebagai berikut:
1.      Minimal beranggotakan dua orang
2.      Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan
3.      Berhubungan dalam waktu yang lama yang menghasilkan manusia yang saling berkominikasi dan membuat aturan hubungan antar anggota masyaratak.
4.      Menjadi sistem hidup bersama yang dapat menimbulkan kebudayaan dalam keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

Ciri / kriteria masyarakat yang baik
Menurut Susilo Bambang Yudhoyono Masyarakat yang baik adalah :
1.      Masyarakat yang memiliki perilaku yang baik penuh etika.
2.      Masyarakat yang berpengetahuan luas.
3.      Masyarakat yang rukun, harmonis dan toleran.
4.      Masyarakat yang terbuka dan bebas mengekspresikan pikiran-pikirannya
5.      Masyarakat yang tertib serta patuh pada norma dan pranata.




SUMBER :