ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN KEMISKINAN
1. ILMU PENGETAHUAN
Ilmu Pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi
ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu
diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge),
tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori
yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari epistemologi.
Ilmu pengetahuan
memberikan setiap manusia ilmu-ilmu dasar untuk melakukan sesuatu. Ilmu
pengetahuan bisa dicari dimana saja, tidak hanya dari buku pelajaran saja.
Tetapi ilmu pengetahuan juga bisa diambil dari berbagai sumber seperti koran,
majalah, televisi, radio, komik sains, ataupun pengalaman seseorang bahkan dari
kitab suci.
Untuk
mencapai suatu pengetahuan yang objektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah.
Mendukung dalam mencapai tujuan ilmu itu sendiri, sehingga benar-benar
objektif. Sikap objektif itu meliputi empat hal :
a.
Tidak ada perasaan
yang bersifat pamrih sehingga mencapai pegetahuan yang objektif.
b.
Selektif, artinya
mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta
atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
c.
Kepercayaan yang
layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan
budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
d.
Merasa pasti bahwa
setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian.
2. TEKNOLOGI
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal
impersonal dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia
menjadi lingkup teknis. Menurut Jacques Ellul istilah teknik tidak hanya untuk
mesin. Tekologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas
metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan
tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas masnusia.
Batasan ini bukan
bentuk teoritis, melainkan perolehan dari aktivitas masing-masing dan observasi
fakta dari apa yang disebut manusia modern dengan perlegkapan tekniknya. Jadi
teknik menurut Ellul adalah berbagai usaha, metode dan cara untuk memperoleh
hasil yang sudah distandarisasi dan diperhitungkan sebelumnya.
ciri-ciri fenomena teknik
pada masyarakat, sebagai berikut :
a.
Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh
teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
b.
Artifisialitas,
artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
c.
Otomatisme,
artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis.
d.
Teknis
berkembang pada suatu kebudayaan.
e.
Monisme,
artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
f.
Unversalisme,
artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi.
g.
Otonomi,
artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
Ilmu Pengetahuan Tek nologi Dan Nilai
Ilmu pengetahuan
dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Perhatiannya tatkala
dirasakan dampaknya melalui kebijaksanaan pembangunan, yang pada hakikatnya
adalah peneraan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penerapan ilmu
pengetahuan khususnya teknologi sering kurang memperhatikan masalah nilai,
moral atau segi-segi menusiawinya. Masalah nilai kaitannya dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi, menyangkut perdebatan sengit dalam menduduk
perkarakan nilai dalam kaitannya dengan ilmu dan teknologi.
Ilmu pengetahuan
pada dasarnya memiliki tiga omponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusun
yaitu:
Ø Ontologis :
Diartikan hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan
Ø Epistemologis :
Seperti diuraikan di diuraikan diatas hanyalah
merupakan
cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan
disusun menjadi tubuh pengetahuan.
cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan
disusun menjadi tubuh pengetahuan.
Ø Aksiologis :
Asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi
dari ilmu pengetahuan.
dari ilmu pengetahuan.
Ketiga komponen ontologis, epistemologis, dan aksiologis tersebut erat kaitannya dengan nilai atau nilai moral.
3. KEMISKINAN
Kemiskinan adalah
keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan
dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Pemahaman utama kemiskinan, yaitu:
·
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup
kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan
pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
·
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal
ini termasuk pendidikan dan informasi.
Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran kemiskinan jenis ini lebih mudah diatasi daripada dua gambaran yang
lainnya.
·
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi
bagian-bagian politik dan ekonomi di
seluruh dunia. Gambaran tentang ini dapat diatasi dengan mencari objek
penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian apabila institusi
tempatnya bekerja melarang.
Ciri-ciri Kemiskinan, yaitu :
1. Mereka yang tidak mempunyai faktor
produksi sendiri (seperti tanah, modal dan keterampilan)
2. Tidak memiliki kemungkinan untuk
memiliki asset produksi dengan kekuatan sendiri.
3. Rata-rata pendidikan mereka rendah.
4. Sebagian besar tinggal di pedesaan.
Fungsi Kemiskinan, yaitu :
1.
Memberi
banyak ketersediaan tenaga kerja untuk pekerjaan-pekerjaan kotor, berbahaya,
dan pembayaran yang murah.
2.
Mensubsidi
berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan orang-orang kalangan atas.
3.
Memperteguh
status sosial orang-orang kaya.
SUMBER :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab8ilmu_pengetahuan_teknologi_dan_kemiskinan.pdf
Netltjie,
Harwantiyoko.(1996).MKDU Ilmu Sosial Dasar. Depok : Gunadarma
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/23/kemiskinan-503645.html